Hakekat Manusia Yang Satu (Universal)
Hakekat manusia yang satu (universal), akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat. Keanekaragaman tersebut terbentuk akibat adanya perbedaan ruang, tempat, waktu, proses adaptasi, keadaan sosial budaya, lingkungan alam, dimana terwujud dalam berbagai bentuk ekspresi seperti: ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.
Berdasarkan postingan sebelumnya, berikut ini
saya akan membahas sisi menarik dari salah satu Ruang Lingkup IBD, yaitu Hakekat
Manusia yang Satu (Universal). Manusia merupakan makhluk yang universal serta
mempunyai watak dan latarbelakang yang berbeda-beda. Kata universal sendiri
merujuk pada arti bahwa sesungguhnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna dan sama derajatnya dimata Tuhan. Maka dari itu, perilaku
kita sebagai manusia tidak boleh membeda-bedakan apakah seseorang manusia
tersebut berkulit hitam, berkulit putih, baragama Islam atau beragama Kristen,
apakah ia orang Tionghoa atau orang Amerika sehingga menimbulkan sikap
diskriminatif di masyarakat.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa hakekat manusia yang universal berarti memiliki latar belakang budaya dan
adat istiadat yang beraneka ragam pula. Manusia sendirilah yang menciptakan
kebudayaan yang berbeda-beda berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya. Dengan
akal budi yang dimiliki manusia, kita dapat membedakan mana yang benar dan mana
yang salah. Oleh karena itu manusia mampu untuk berkarya dan menciptakan sebuah
kebudayaan baru. Budaya tersebut tercipta atau terwujud dari hasil interaksi
anatara manusia dengan lingkungan sekitar.
Akhir-akhir ini kita sering menjumpai diskriminasi
budaya, etnis, bangsa dan agama di masyarakat. Padahal dalam dalam pembelajaran
ruang lingkup IBD, hakekat manusia adalah satu. Seharusnya kita tidak boleh memandang rendah
kebudayaan bangsa lain. Karena setiap kebudayaan yang telah diwariskan secara
turun temurun itu pasti mempunyai niai-nilai yang baik dan harus kita hormati. Selain
itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial sendiri diartikan
bahwa sesungguhnya manusia tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan dari orang
lain.
Sebagai makhluk sosial kita diwajibkan
untuk mengenal kebudayaan kita sendiri. Agar kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia tetap lestari dan dikenal di dunia Internasional, maka mulailah dari
sekarang untuk mempelajarinya serta mengembangkan kebudayaan asli bangsa
Indonesia. Contoh sederhana misalnya, bersikap sopan dan santun adalah perilaku
yang mencerminkan budaya Indonesia.
Kita memang dituntut untuk mempunyai sikap
terbuka dan tidak menutup diri pada kebudayaan yang baru. Akan tetapi dalam
menerima suatu kebudayaan baru, kita harus bersikap selektif dan tidak
terpengaruh dengan kebudayaan yang negatif dan tidak sesuai dengan cermin
budaya bangsa Indonesia.
Semoga kedepannya Hakekat Manusia Yang Satu
(Universal) dapat terwujud dalam lingkungan masyarakat. Sehingga tidak ada lagi
diskrimininasi yang menimbulkan adanya kasta sosial yang negatif dimasyarakat.