Senin, 22 Juni 2015

IBD#2 "Masalah Dalam Ruang Lingkup IBD"


Hakekat Manusia Yang Satu (Universal)

Hakekat manusia yang satu (universal), akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat. Keanekaragaman tersebut terbentuk akibat adanya perbedaan ruang, tempat, waktu, proses adaptasi, keadaan sosial budaya, lingkungan alam, dimana terwujud dalam berbagai bentuk ekspresi seperti: ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.

Berdasarkan postingan sebelumnya, berikut ini saya akan membahas sisi menarik dari salah satu Ruang Lingkup IBD, yaitu Hakekat Manusia yang Satu (Universal). Manusia merupakan makhluk yang universal serta mempunyai watak dan latarbelakang yang berbeda-beda. Kata universal sendiri merujuk pada arti bahwa sesungguhnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan sama derajatnya dimata Tuhan. Maka dari itu, perilaku kita sebagai manusia tidak boleh membeda-bedakan apakah seseorang manusia tersebut berkulit hitam, berkulit putih, baragama Islam atau beragama Kristen, apakah ia orang Tionghoa atau orang Amerika sehingga menimbulkan sikap diskriminatif di masyarakat.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hakekat manusia yang universal berarti memiliki latar belakang budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam pula. Manusia sendirilah yang menciptakan kebudayaan yang berbeda-beda berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya. Dengan akal budi yang dimiliki manusia, kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Oleh karena itu manusia mampu untuk berkarya dan menciptakan sebuah kebudayaan baru. Budaya tersebut tercipta atau terwujud dari hasil interaksi anatara manusia dengan lingkungan sekitar.

Akhir-akhir ini kita sering menjumpai diskriminasi budaya, etnis, bangsa dan agama di masyarakat. Padahal dalam dalam pembelajaran ruang lingkup IBD, hakekat manusia adalah satu.  Seharusnya kita tidak boleh memandang rendah kebudayaan bangsa lain. Karena setiap kebudayaan yang telah diwariskan secara turun temurun itu pasti mempunyai niai-nilai yang baik dan harus kita hormati. Selain itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial sendiri diartikan bahwa sesungguhnya manusia tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan dari orang lain.

Sebagai makhluk sosial kita diwajibkan untuk mengenal kebudayaan kita sendiri. Agar kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tetap lestari dan dikenal di dunia Internasional, maka mulailah dari sekarang untuk mempelajarinya serta mengembangkan kebudayaan asli bangsa Indonesia. Contoh sederhana misalnya, bersikap sopan dan santun adalah perilaku yang mencerminkan budaya Indonesia.

Kita memang dituntut untuk mempunyai sikap terbuka dan tidak menutup diri pada kebudayaan yang baru. Akan tetapi dalam menerima suatu kebudayaan baru, kita harus bersikap selektif dan tidak terpengaruh dengan kebudayaan yang negatif dan tidak sesuai dengan cermin budaya bangsa Indonesia.

Semoga kedepannya Hakekat Manusia Yang Satu (Universal) dapat terwujud dalam lingkungan masyarakat. Sehingga tidak ada lagi diskrimininasi yang menimbulkan adanya kasta sosial yang negatif dimasyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar